![]() |
Spanduk Kedaulatan Sandang Indonesia dibentangkan di Lembaga Udyog Bharti, Gondal Gujarat India pada tanggal 9 November 2024 (Foto: Dok. Andi & Dina) |
Lombok Barat, NTB - Spanduk kerap digunakan sebagai sarana promosi dan informasi di berbagai kegiatan acara. Meskipun media informasi digital sudah marak digunakan, tetapi penggunaan spanduk masih sering digunakan oleh pihak penyelenggara acara.
Proses cetak
atau sablon di atas kain atau bahan lainnya membuat spanduk tak bisa dipakai
berulang kali. Lalu bagaimanakah solusi agar spanduk tak lagi menjadi limbah?
Yayasan Andi dan Dina mulai mengampanyekan penggunaan spanduk ramah lingkungan
untuk kegiatan yang dijalaninya. Salah satu spanduk ramah lingkungan yang
dibuat yaitu spanduk untuk kegiatan forum internasional bertajuk
India-Indonesia Textile Cultural Exchange and Forum yang berlangsung pada tangggal 9 hingga 11 November 2024 di Gondal Gujarat, India.
Pembuatan spanduk ramah lingkungan ini melibatkan sedikitnya lima (5) orang
artisan di Dusun Gumesa Timur, Desa Giri Tembesi. Apabila diakumulasi, lama
waktu yang dibutuhkan hingga spanduk ini bisa terpajang di lembaga Udyog Bharti
Gondal Gujarat India yaitu satu bulan. Tentu butuh kesabaran karena pembuatannya
dibuat secara manual yaitu dengan menggunaan teknik jahit dan sulam. Semua
benang yang digunakan berasal dari Bidadariku®. "Warna-warna benang
sulam semuanya dari bahan alami". Ujar Dina Faisal, Ketua Yayasan Andi
dan Dina yang juga pendiri dan pemilik Bidadariku®.
Spanduk berjudul Kedaulatan Sandang Indonesia ini telah mengantongi sertifikat Hak Cipta sejak tanggal 28 Oktober 2024 dengan nomor pencatatan 000786008. Andi dan Dina tercatat sebagai Pencipta spanduk Kedaulatan Sandang Indonesia. Sementara Yayasan Andi dan Dina tercatat sebagai Pemegang Hak Cipta yang sah. Siapakah tokoh perempuan yang disulam itu? Nantikan berita selanjutnya. (DF)
#GerakanKembaliTanamKapas
Posting Komentar untuk "Bikin Spanduk dengan Teknik Sulam, Andi dan Dina Kampanyekan Spanduk Ramah Lingkungan"