![]() |
Ketua Yayasan Andi dan Dina serahkan bibit mengkudu kepada pendiri Permaculture Lombok |
Tanaman mengkudu dikenal dengan nama pace oleh masyarakat Sasak, sementara pada proses tradisional pewarnaan merah pada benang tenun disebut mace.
Ketua Yayasan Andi dan Dina, yaitu Laila Hajarul Aswadina menyerahkan langsung bibit mengkudu (Morinda citrifolia) kepada pendiri Permaculture Lombok, Indriyatno, yang juga seorang dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mataram. Acara serah terima berlangsung di Kedai DIKASIH KOPI, Desa Giri Tembesi, Lombok pada Sabtu, 21 September 2024.
Ketua Yayasan Andi dan Dina, yaitu Laila Hajarul Aswadina menyerahkan langsung bibit mengkudu (Morinda citrifolia) kepada pendiri Permaculture Lombok, Indriyatno, yang juga seorang dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mataram. Acara serah terima berlangsung di Kedai DIKASIH KOPI, Desa Giri Tembesi, Lombok pada Sabtu, 21 September 2024.
![]() |
Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan tanaman pewarna merah alami tekstil |
"Saya sangat senang melihat inisiatif ini. Permaculture Lombok kini turut membudidayakan tanaman mengkudu jenis citrifolia. Bibitnya kami dapatkan dari Sumba Timur, NTT," ungkap Dina, Ketua Yayasan Andi dan Dina. Program pembibitan tanaman pewarna ini merupakan bagian dari upaya yayasan dalam melestarikan pewarna tekstil alami seperti tarum (Indigofera tinctoria) untuk pewarna biru, dan mengkudu (Morinda citrifolia) untuk pewarna merah.
Tradisi pewarnaan alami ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya lokal Lombok, yang sudah lama dikenal dengan warisan tenun tradisionalnya. (LHAs)
Tradisi pewarnaan alami ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya lokal Lombok, yang sudah lama dikenal dengan warisan tenun tradisionalnya. (LHAs)
Posting Komentar untuk "Pendiri Permaculture Lombok Ikut Budidayakan Tanaman Pewarna Merah Tekstil"