Yayasan Andi dan Dina adalah organisasi nirlaba yang didirikan oleh sepasang suami istri yang sangat cinta pada budaya dan wastra.
Andi dan Dina menggelorakan semangat perempuan muda di Lombok untuk belajar memintal kapas menjadi benang sebagai bahan baku sandang. (LHAs)
Atas kecintaannya pada dunia wastra, keduanya kemudian mendaftarkan Yayasan Andi dan Dina ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sejak 20 Agustus 2024.
Nama Andi berasal dari nama belakang Lalu Hilman Afriandi. Pemuda Sasak kelahiran Praya, Kabupaten Lombok Tengah tahun 1983 ini dikenal sebagai seorang aktivis. Kini Andi aktif dalam gerakan sosial untuk menjaga warisan budaya tak benda, yaitu wastra.
Nama Andi berasal dari nama belakang Lalu Hilman Afriandi. Pemuda Sasak kelahiran Praya, Kabupaten Lombok Tengah tahun 1983 ini dikenal sebagai seorang aktivis. Kini Andi aktif dalam gerakan sosial untuk menjaga warisan budaya tak benda, yaitu wastra.
![]() |
Andi dan Dina dalam balutan wastra pewarna alami |
Sementara itu, nama Dina berasal dari nama akhir Laila Hajarul Aswadina. Dina yang berlatar belakang sebagai jurnalis ini lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur pada 1987.
Selama menjadi reporter dan presenter berita di salah satu televisi swasta nasional, nama Dina Faisal digunakan sebagai nama media kala itu. Dina Faisal menjadi news presenter sejak tahun 2008 hingga 2014.
Dina sempat berkarir sebagai staf ahli anggota dewan di gedung parlemen, Senayan Jakarta.
Selama menjadi reporter dan presenter berita di salah satu televisi swasta nasional, nama Dina Faisal digunakan sebagai nama media kala itu. Dina Faisal menjadi news presenter sejak tahun 2008 hingga 2014.
Dina sempat berkarir sebagai staf ahli anggota dewan di gedung parlemen, Senayan Jakarta.
Rasa cintanya pada seni dan budaya sejak kecil menarik Dina dan Andi untuk menekuni dunia wastra di Pulau Lombok, NTB.
Cerita Pertemuan Andi dan Dina
Gedung Senayan Jakarta menjadi saksi perjalanan cinta Andi dan Dina. Di gedung wakil rakyat itulah Andi dan Dina, yang sama-sama menjadi staf ahli bertemu tanpa sengaja untuk pertama kalinya pada 7 Oktober 2015.
Pada pertemuan pertamanya, Dina yang juga merupakan seorang penari tradisional itu mengakui terkesan dengan Andi yang mampu menceritakan bagaimana perempuan suku Sasak di Pulau Lombok mempertahankan warisan budaya leluhurnya, yaitu kain tenun tradisional.
"Saya tidak akan pernah lupa tanggal pertama kali saya berkenalan dengan Andi di depan ruang sidang Nusantara V (lima) itu. Dia menyapa saya dan kemudian berkenalan. Andi bicara tentang perempuan di Lombok yang menenun benang menjadi kain secara tradisional."
"Saya tidak akan pernah lupa tanggal pertama kali saya berkenalan dengan Andi di depan ruang sidang Nusantara V (lima) itu. Dia menyapa saya dan kemudian berkenalan. Andi bicara tentang perempuan di Lombok yang menenun benang menjadi kain secara tradisional."
![]() |
Andi dan Dina mengenakan pakaian adat pengantin Sasak saat resepsi pernikahan (18/9/2016) |
Andi dan Dina sepasang suami istri yang mendedikasikan dirinya untuk menjaga warisan budaya tak benda sejak tahun 2016. Andi dan Dina banyak belajar tentang dunia wastra dari berbagai sumber mulai dari buku, pelaku usaha, akademisi, hingga praktisi.
Memasuki delapan tahun usia pernikahannya, Andi dan Dina mengabadikan namanya menjadi nama sebuah organisasi nirlaba yang didirikannya di Dusun Gumesa Timur, Desa Giri Tembesi, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Delapan pulau di Indonesia mereka jelajahi selama 8 tahun (2016-2024). Pengalaman risetnya di dunia wastra selama 8 tahun itulah yang menjadi cikal bakal didirikannya Yayasan Andi dan Dina. Sebuah yayasan yang hadir di Indonesia untuk menjaga warisan budaya tak benda, wastra.
Dalam yayasan, Andi bertindak sebagai pendiri, sementara Dina berperan sebagai ketua yayasan.
![]() |
Dina mengelos benang tenun |
Dalam kesehariannya, Dina juga aktif menggerakkan perempuan-perempuan di desa untuk kembali menanam kapas.
Andi dan Dina menggelorakan semangat perempuan muda di Lombok untuk belajar memintal kapas menjadi benang sebagai bahan baku sandang. (LHAs)
Posting Komentar untuk " Kisah Andi dan Dina Mendirikan Yayasan"