Pembuatan Kain Tenun Songket Jadi Kebudayaan Baru di Desa Giri Tembesi

Ni Wayan Lanri saat menjadi peserta pelatihan pembuatan kain tenun songket.
Yayasan Andi dan Dina terus berkomitmen dalam melestarikan budaya lokal. Salah satu upayanya yaitu dengan mengadakan pelatihan membuat kain tenun songket menggunakan alat tenun tradisional Sasak di Desa Giri Tembesi, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pelatihan membuat kain tenun songket menggunakan alat tenun tradisional Sasak ini menjadi tonggak sejarah karena diadakan untuk pertama kalinya oleh penggiat budaya melalui Yayasan Andi dan Dina.

Pelatihan membuat kain tenun songket menggunakan alat tenun tradisional Sasak ini digelar selama dua hari pada 19-20 Oktober 2024 di Rumah Kedaulatan Sandang Bidadariku® yang terletak di Dusun Gumesa Timur, Desa Giri Tembesi, Lombok Barat, NTB.
Aninda Risidanti mengajarkan teknik menyungkit benang dalam pembuatan kain tenun songket
Kegiatan pelestarian budaya melalui pelatihan membuat kain tenun songket ini merupakan bagian dari visi besar Yayasan Andi dan Dina untuk melestarikan budaya tenun tradisional. Peserta diajarkan teknik menyungkit benang untuk menciptakan motif-motif indah pada kain tenun. Teknik ini merupakan salah satu upaya menjaga tradisi membuat motif pada kain tenun sebagai salah satu warisan budaya Lombok yang sangat bernilai.

Ni Wayan Landri, seorang perempuan asal Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, terpilih menjadi peserta tunggal dalam program pelatihan membuat kain tenun songket .

Landri memiliki latar belakang sebagai penenun dan telah mahir membuat kain tenun dengan alat tradisional sejak usia tujuh tahun. Pada tahun 1997, bersama suaminya, ia mulai menggunakan alat tenun dengan teknologi tepat guna, yaitu Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Desa Giri Tembesi hingga kini. Landri menyampaikan keinginannya agar ia juga tetap bisa membuat kain dengan alat tradisional seperti saat dirinya tinggal di Nusa Penida.

Landri mengungkapkan keinginannya untuk mempelajari lebih dalam teknik tenun Sasak yang lebih tradisional.

“Nda ada selama saya di sini enda ada pernah saya dengar, nda ada pernah saya lihat. Cuma satu-satunya tenun ATBM di tiang (saya) aja. Itu aja,” ujar Landri penuh semangat.

Keinginannya untuk belajar teknik menyungkit akhirnya terwujud berkat program pelatihan yang diadakan oleh Yayasan Andi dan Dina.
 
Proses Menenun songket Desa Giri Tembesi
Dalam program ini, Aninda Risidanti dari Desa Batujai, Kabupaten Lombok Tengah mengajarkan teknik menyungkit benang dalam pembuatan kain tenun songket Sasak kepada Landri.

Kegiatan ini tidak hanya untuk melestarikan budaya, tetapi juga menjadi bagian dari upaya memberdayakan perempuan di desa. Dengan pelaksanaan program pelatihan membuat kain tenun songket, Yayasan Andi dan Dina berkomitmen untuk terus memperluas dampak sosial budaya melalui pelestarian kain tradisional. (LHAs)

Posting Komentar untuk "Pembuatan Kain Tenun Songket Jadi Kebudayaan Baru di Desa Giri Tembesi"